Jl. Angkasa I No.2 Kemayoran Jakarta Pusat, DKI Jakarta

Contact Center (021) 196

Waspada Penipuan Melalui QR Code

Waspada Penipuan Melalui QR Code

Fenomena Penipuan Digital yang Semakin Marak

Dalam beberapa tahun terakhir, penipuan berbasis digital semakin beragam dan canggih. Salah satu modus terbaru yang sedang ramai terjadi adalah penipuan yang mengatasnamakan kurir jasa pengiriman. Modus ini memanfaatkan kepanikan calon korban yang merasa kehilangan paket, lalu diarahkan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa sempat berpikir panjang.

Salah satu bentuknya adalah modus QR code. Pelaku berpura-pura sebagai kurir dan menghubungi korban, biasanya melalui telepon atau aplikasi pesan instan. Dengan alasan “paket hilang” atau “ada masalah pengiriman”, korban diminta memindai QR code sebagai syarat untuk klaim penggantian barang.

Sayangnya, QR code tersebut bukan untuk klaim, melainkan tautan berbahaya yang bisa mencuri data pribadi, menyedot saldo rekening, bahkan mengambil alih akun penting milik korban.

Bagaimana Modus Ini Bekerja?

Penipuan dengan QR code memanfaatkan rekayasa sosial (social engineering), yaitu teknik manipulasi psikologis agar korban melakukan tindakan tertentu. Berikut pola umumnya:

  1. Kontak awal
    Korban dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai kurir atau petugas jasa pengiriman. Biasanya mereka menggunakan bahasa meyakinkan, bahkan kadang mengenakan seragam palsu.

  2. Alasan mendesak
    Pelaku mengatakan bahwa paket korban hilang, rusak, atau tidak bisa diantar. Untuk mendapat ganti rugi, korban diminta segera bertindak agar klaim tidak hangus.

  3. Permintaan scan QR
    Korban diberikan QR code dengan dalih “form klaim” atau “link penggantian barang”.

  4. Efek setelah scan

    • QR mengarahkan ke situs palsu (phishing) untuk mencuri username, password, atau data kartu kredit.

    • Bisa juga membuka aplikasi berbahaya yang diam-diam mengakses rekening digital korban.

    • Dalam beberapa kasus, korban diminta mengisi data pribadi lengkap, yang kemudian dipakai untuk tindak kejahatan lain.

Studi Kasus (Ilustrasi)

Seorang ibu rumah tangga di Jakarta menerima telepon dari seseorang yang mengaku kurir. Ia diberitahu bahwa paket belanja onlinenya hilang. Untuk mendapat penggantian uang, ia diminta memindai QR code yang dikirim melalui WhatsApp. Tanpa curiga, ia pun men-scan kode tersebut.

Tak lama kemudian, saldo rekeningnya berkurang jutaan rupiah karena pelaku berhasil mengakses akun mobile banking miliknya. Kasus serupa kini banyak dilaporkan, terutama di kota-kota besar dengan tingkat transaksi online yang tinggi.

Mengapa Banyak yang Tertipu?

Ada beberapa alasan kenapa modus ini berhasil menjerat korban:

  • Panik dan terburu-buru. Saat mendengar paket hilang, korban langsung ingin menyelesaikan masalah.

  • Kurangnya literasi digital. Tidak semua orang paham bahwa QR code bisa diarahkan ke situs berbahaya.

  • Kepercayaan pada simbol resmi. QR code terlihat “canggih” dan sering dipakai oleh perusahaan sah, sehingga korban tidak curiga.

  • Bahasa meyakinkan pelaku. Penipu sering berbicara dengan nada resmi, bahkan menggunakan istilah teknis untuk menambah kesan profesional.

Cara Mencegah Penipuan QR Code

Agar tidak menjadi korban, berikut langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

  1. Jangan pernah memindai QR dari orang tak dikenal. QR hanya aman jika berasal dari sumber resmi (aplikasi/website jasa pengiriman).

  2. Cek identitas kurir. Pastikan kurir menggunakan seragam dan ID yang sah, serta verifikasi melalui aplikasi resmi jasa pengiriman.

  3. Gunakan kanal resmi. Jika ada masalah dengan paket, langsung hubungi call center atau aplikasi resmi perusahaan logistik.

  4. Waspadai tawaran terlalu mudah. Jika proses penggantian terkesan instan tanpa prosedur, kemungkinan besar itu penipuan.

  5. Aktifkan notifikasi transaksi bank. Dengan begitu, jika ada transaksi mencurigakan, Anda bisa segera mengetahuinya.

  6. Segera lapor jika sudah terlanjur. Jika Anda sempat memindai QR mencurigakan, segera hubungi bank untuk memblokir akses dan laporkan ke polisi.

Yang Harus Dilakukan

Penipuan seperti ini tidak hanya menyasar anak muda atau orang sibuk, tapi juga orang tua, ibu rumah tangga, hingga pelajar. Karena itu, penting untuk mengedukasi keluarga dan teman tentang bahaya modus QR code.

Sampaikan dengan bahasa sederhana: “Jangan scan QR dari kurir atau orang asing. Kalau ada masalah paket, langsung cek ke aplikasi resmi atau call center.” Edukasi sederhana bisa mencegah banyak kerugian.

Penipuan kurir dengan modus QR code adalah bentuk kejahatan digital yang memanfaatkan kepanikan dan kurangnya kewaspadaan masyarakat. Dengan modus seolah membantu, pelaku justru menjebak korban agar kehilangan data dan uang. Kuncinya adalah jangan scan QR sembarangan, selalu verifikasi melalui kanal resmi, dan segera ambil tindakan jika ada yang mencurigakan.

Tetap Waspada Sobat BMKG